Seperti roda belakang menatap roda depan,
Menggelinding sempurna mengikuti arah tujuan,
Berusaha mengejar roda depan tapi tak mampu,
Seperti mata kiri pada mata kanan,
Melihat warna, pesona, semesta yang persis sama,
Namun tak pernah memandang satu sama lain.
Itu rindu.
Seperti kutub utara dan kutub selatan,
Bersama menyeimbangkan gerak bumi,
Terus berputar tapi tidak akan pernah sekalipun menyatu.
Seperti dua garis sejajar,
Hanya tahu bahwa mereka begitu dekat,
Tapi sepanjang apapun garisnya, tidak akan pernah saling sentuh.
Itu rindu.
Seperti telingaku pada setiap frasa yang kamu rapalkan,
Seperti instingku pada pancaran aura kamu,
Seperti jantungku yang bereaksi lebih pada siluetmu,
Seperti hatiku yang selalu jatuh pada tiap detik kehadiranmu.
Juga seperti diri aku pada diri kamu.
Mestinya kamu tahu yang aku rasa bisa jadi lebih dari perasaan garis sejajar,
Lebih dari hasrat pengejaran sia-sia roda belakang pada roda depan,
Lebih melampaui harapan kosong kedua mata.
Mestinya kamu paham tanpa aku perlu menjelaskan,
Bahwa setiap ketidakhadiranmu menghadirkan sesak,
Mestinya kamu sadar tanpa aku perlu menyatakan,
Selalu ada rindu mendesak.
Saturday, February 26, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)